A.
Bias
Bias didefinisikan sebagai segala kesalahan
sistematis dalam studi epidemiologi yang menghasilkan perkiraan yang salah dari
hubungan antara eksposure dan risiko penyakit. Bias
terdiri dari bias seleksi, bias informasi dan bias recall (mengingat kembali).
Sebuah penelitian bisa menjadi bias pada saat memilih subjek-subjek penelitian
(bias seleksi) disebabkan kesalahan dalam mengelompokkan responden (kelompok
kasus atau kontrol). Bias dapat juga terjadi karena informasi yang salah, atau
disebabkan kesalahan mengingat informasi pada kedua kelompok yang berbeda. Cara
mengukur variabel pada penelitian, atau faktor perancu yang tidak dikendalikan
dengan baik dapat meningkatkan bias pada penelitian.
1. Bias Seleksi
1. Bias Seleksi
Bias seleksi adalah kesalahan sistematik pada sebuah
studi yang berasal dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk memilih subjek-subjek
dan faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan responden dalam penelitian.
Bias tersebut terjadi ketika hubungan antara paparan dan penyakit yang
membedakan antara orang-orang yang berpartisipasi dengan orang yang tidak
berpartisipasi pada sebuah studi. Karena hubungan antara paparan dan penyakit
diantara yang tidak berpartisipasi tidak diketahui, keberadaan bias seleksi
biasanya diduga dan dapat diobservasi.
Bias seleksi juga bisa timbul dari beberapa pilihan
yang dibuat langsung oleh peneliti. Sebagai contoh, banyak penelitian tentang
pekerja yang membandingkan laju kematian antara pekerja – pekerja pada
pekerjaan khusus terhadap populasi umum. Perbandingan ini menjadi bias karena
populasi umum terdiri dari orang yang tidak bisa bekerja dikarenakan sakit.
Akibatnya, keseluruhan dari laju kematian dari pekerja sering lebih rendah
daripada populasi pada umumnya, dan petunjuk perbandingan dari kedua kelompok
tersebut menjadi bias. Bias seleksi ini sering disebut sebagai efek dari
pekerja sehat. Sebuah cara untuk mencegah bias tersebut akan menjadi
perbandingan pada pekerja dengan pekerjaan khusus dan pekerja dengan pekerjaan
lainnya yang membedakan paparan atau hazard dalam pekerjaan mereka. Jika semua
subjek terlibat pada perbandingan adalah pekerja, maka peneliti bisa menghindari
bias dari efek pekerja sehat.
2. Bias
Informasi
Bias informasi merupakan kesalahan sistematik dalam
sebuah penelitian yang bisa muncul karena informasi yang dikumpulkan tentang
atau dari subjek penelitian yang salah (tidak tepat). Informasi sering
dimaksudkan menjadi salah klasifikasi jika variabel yang diukur pada sebuah
kategori yang mutlak dan kesalahan yang mengakibatkan seseorang ditempatkan
pada sebuah kategori yang salah. Sebagai contoh, kesalahan klasifikasi jika
seorang perokok berat dikategorikan sebagai perokok ringan. Khususnya, dua
variabel utama dalam penelitian epidemiologi menghubungkan paparan dan
penyakit, bisa menimbulkan asosiasi yang kurang tepat. Salah satu yang termasuk
dalam bias informasi adalah bias recall.
3. Bias Recall
Bias recall adalah sebuah kesalahan sistematik dalam
responden mengingat dan melaporkan faktor risiko/paparan yang telah dia alami.
Responden yang mengalami suatu kondisi kesehatan seperti melahirkan anak yang
mengalami down syndrome akan lebih mengingat ataupun sebaliknya tentang
obat-obatan yang dia konsumsi selama kehamilannya daripada ibu yang melahirkan
anak normal. Klasifikasi yang berbeda-beda karena informasi tentang faktor
paparan salah diklasifikasi dengan cara berbeda-beda untuk subjek yang dengan
atau tanpa penyakit. Sama halnya dengan kesalahan pengkategorian (differential
misclassification) yaitu kesalahan dalam hal follow up responden (biased follow
up) dimana orang-orang yang tidak terpapar terdiagnosis penyakit lebih banyak
dari pada orang-orang yang terpapar. Sebagai contoh, seorang peneliti
menggunakan studi kohort untuk mengukur akibat dari merokok terhadap kejadian
penyakit Empisema. Pada penelitian tersebut ingin diketahui kejadian empisema.
Terdapat pertanyaan yang menanyakan tentang diagnosis medis (terkait empisema)
tetapi tidak dilakukan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis tersebut.
Diagnosis tersebut (menggunakan kuesioner) mungkin menyatakan terjadinya
empisema. Diagnosis yang salah lebih sering terjadi pada perokok daripada bukan
perokok. Karena pada perokok, terdapat komplikasi penyakit pernapasan yang
menyerupai empisema.
B.
Confounding
Confounding terkadang disebut sebagai
kelas utama ketiga bias. Ini adalah fungsi dari hubungan yang kompleks antara
berbagai eksposur dan penyakit. Confounding dapat dikontrol dalam desain
(random, pembatasan dan matching) dan dalam analisis (stratifikasi, analisis
multivariabel dan matching).
Faktor perancu atau confounding factors
adalah distorsi dalam memprediksi hubungan atau asosiasi antara faktor eksposur
dan outcome (hasil) sehingga asosiasi sebenarnya tidak tampak atau ditutupi
oleh faktor lainnya. Pengaruh faktor perancu bisa memperbesar atau memperkecil
hubungan sebenarnya. Jadi, suatu variabel mungkin sebenarnya bisa faktor
protektif terhadap suatu kondisi kesehatan atau penyakit, tetapi hasil
penelitian menunjukkan variabel tersebut bisa menjadi faktor risiko terhadap
suatu kondisi kesehatan atau penyakit atau hubungan. Dalam setiap penelitian,
faktor-faktor perancu akan selalu diidentifikasi sehingga dalam pengolahan
data, hasil asosiasi yang lebih akurat dapat diperoleh setelah dikontrol oleh
faktor perancu. Misal, faktor perancu bisa ditemukan pertama pada umur sebagai
faktor perancu terhadap hubungan merokok dan risiko kematian, dan kedua
aktifitas fisik mendistorsi hubungan antara asupan energi dan risiko terkena
penyakit jantung.
Syarat-syarat
Confounding
1. Merupakan
faktor resiko bagi penyakit yang diteliti
2. Mempunyai
hubungan dengan paparan
3. Bukan
merupakan bentuk antara dalam hubungan paparan dan penyakit
Strategi
Pengendalian Kerancuan
1. Mencegah
sebelum data dikumpulkan
Randomisasi, retriksi, matching
2. Memperhitungkan
pengaruhnya dalam analisis data
Analisis strata
(stratified analysis), analisis multivariat (multivariate analysis).
C.
Analisa
Jurnal
Bias dalam penelitian
ini yaitu :
Bias seleksi dalam
penelitian ini bias seleksi karena data yang didapatkan oleh peneliti diambil
hanya dari pasien rawat jalan yang diambil sebagai sampel, sedangkan dari pasien rawat inap tidak
dilakukan pengambilan data. Sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan
menggunakan teknik accidental sampling yang diambil seadanya tanpa menggunakan kriteria
sampel.
Confounding dalam
penelitian ini adalah sarana dan prasarana yang dapat mempengaruhi kepuasan
pasien, tetapi variabel ini tidak masuk dalam variabel independent penelitian. Dalam
penelitian ini variabel perancu yaitu sarana dan prasarana, biaya.
The Evolution of Casino Slots & Games | DRMCD
BalasHapusThe Evolution of Casino 성남 출장샵 Slots & 구미 출장샵 Games At the end of 김제 출장안마 the day, these games are very 오산 출장샵 much like the most popular 안성 출장안마 slot machines in all the