Rabu, 20 April 2016

Teknik Mengejan dan Robekan Jalan Lahir



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tinjauan Teori
1. Robekan Jalan Lahir
a. Pengertian
Robekan jalan lahir (Harry Oxorn, 2010) selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya.Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus dievaluasi, yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi.Sumber perdarahan dapat berasal dari perineum vagina, serviks dan robekan uterus.Perdarahan dapat dalam bentuk hematoma dan robekan jalan lahir dengan perdarahan yang bersifat arteril atau pecahnya pembuluh darah vena.Untuk dapat menetapkan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam atau speculum.
Perdarahan karena robekan jalan lahir banyak dijumpai pada pertolongan persalinan.Jika perlukan hanya mengenai bagian luar (superficial) saja atau jika perlukan tersebut tidak mengeluarkan darah, biasanya tidak perlu dijahit.Hanya perlukan yang lebih dalam dimana jaringannya tidak bisa didekatkan dengan baik atau perlukan yang aktif mengeluarkan darah memerlukan suatu penjahitan.

b. Derajat Robekan Jalan Lahir
Robekan jalan lahir dibagi menjadi 4 tingkat :
1)Tingkat I        : Robekan terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa kulit perineum
2)Tingkat II      : Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot pernei aranseralis, tetapi tidak mengenai otot sfingerani
3)Tingkat III     :   Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani
4)Tingkat IV   : Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum.

c. Penyebab Terjadinya Robekan Jalan Lahir
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan.Robekan dapat terjadi bersama dengan atonia uteri.Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina. Banyak wanita mengalami robekan perineum pada saat melahirkan anak pertama, pada sekitar separuh dari kasus-kasus tersebut, robekan ini akan amat luas. Laserasi harus diperbaiki dengan cermat.
1) Penyebab Maternal
a)Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong
b)   Pasien tidak mampu berhenti mengejan
c)   Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan.
d)  Edema dan kerapuhan pada perineum
e)   Varikositas vulva yang melemahkan jaringan perineum
f)    Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula sehingga menekan kepala bayi ke arah posterior.
g)   Peluasan episiotomi
2) Faktor-faktor janin :
a)   Bayi yang besar
b)   Posisi kepala yang abnormal, misalnya presentasi muka dan occipitoposterior
c)   Kelahiran bokong
d)  Ekstrasksi forceps yang sukar
e)   Dystocia bahu
f)    Anomali congenital, seperti hydrocephalus.

d. Penatalaksaan Robekan Jalan Lahir
Tujuan penatalaksanaan robekan jalan lahir yaitu untuk mendekatkan jaringan-jaringan agar proses penyembuhan bisa terjadi. Proses penyembuhan bisa terjadi, proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringan. Kemudian tujuan lainnya yaitu untuk menghentikan perdarahan.
1)      Robekan Jalan Lahir Derajat Dua
Pada robekan tingkat dua dinding belakang vagina dan jaringan ikat yang menghubungkan otot-otot diafragma urogenitalis pada garis tengah terluka.
Pada robekan jalan lahir tingkat dua, setelah diberi anesthesia lokal otot-otot diafragma urogenitalis dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum ditutup dengan mengikut sertakan jaringan-jaringan dibawahnya.
2)      Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan
a)      Wadah berisi : sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit, kasa steril, pincet
Rasionalisasi : Ditempatkan dalam satu wadah agar memudahkan pekerjaan.
b)      Kapas DTT
Rasionalisasi : Untuk membersihkan perineum dari lendir dan darah
c)      Buka spuit sekali pakai 10 ml dari kemasan steri, jatuhkan dalam wadah DTT
Rasionalisasi : Menghindari adanya kontaminasi dari tangan penolong
d)     Patahkan ampul lidokain
Rasionalisasi ; Lindokain untuk anestesi luka jalan lahir
3)      Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi ditepi tempat tidur
Rasionalisasi : Agar luka terlihat dan penjahitan lebih mudah dilakukan
4)      Pasang kain bersih dibawah bokong ibu
Rasionalisasi : Menghindari terjadinya infeksi karena kain untuk persalinan sudah kotor oleh lendir dan darah.
5)      Atur lampu sorot atau senter kearah vulva / perineum ibu
Rasionalisasi : Untuk dapat melihat dengan jelas luka perineum
6)      Pastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Rasionalisasi : Mencuci tangan termasuk dalam upaya pencegahan infeksi dan di air mengalir karena mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang di air yang tidak mengalir
7)      Pakaian satu sarung tangan DTT pada tangan kanan
Rasionalisasi : Untuk mengambil spuit yang ada pada wadah DTT
8)      Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi tabung suntik dengan lidokain dan letakkan kembali kedalam wadah DTT
Rasionalisasi : Untuk memudahkan pekerjaan dan menjaga agar spuit tidak tersentuh oleh alat-alat on-steril
9)      Lengkapi pemakaian sarung tangan pada tangan kiri
Rasionalisasi : Pemakaian sarung tangan termasuk dalam pencegahan infeksi
10)  Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah dari vulva ke perineum
Rasionalisasi : Untuk mencegah kontaminasi kotoran tinja
11)  Periksa vagina, servik, dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi hanya merupakan derajat satu atau dua
Rasionalisasi : Karena jika robekan derajat III dan IV, jangan mencoba untuk menjahit siapkan rujukan segera.

2. Teknik Mengejan
            a. Pengertian
Mengejan adalah tahapan saat pembukaan atau dilatasi mulut Rahim mencapai puncaknya, yaitu 10 cm. Pada saat ini konsentrasi terasa semakin kuat dan anda secara insting akan merasakan dorongan kuat untuk mengejan, mendorong bayi keluar. Dengan Teknik mengejan yang benar, bayi bias didorong keluar tanpa perlu habis-habisan menguras tenaga.
b. Teknik Mengejan
Adapun teknik mengejan antara lain :
1)      Mengejan dimulai saat persalinan memasuki kala 2 yaitu mengejan. Penolong persalinan akan menentukan waktunya, namun secara fisik anda akan merasakannya saat pembukaan sudah lengkap, kontraksi kian kuat dan sakit, juga ada “panggilan” mengejan dari tubuh.
2)      Mulai mengejan setelah diperintah penolong persalinan
3)      Tarik napas panjang, mulai mengejan
4)      Buang napas sedikit demi sedikit
5)      Angkat kepala saat mengejan
6)      Konsentrasikan mengejan pada daerah perut, bukan otot leher
7)      Mata tetap terbuka, arahkan pandangan keperut
8)      Kaki dilemaskan, jangan tegang, apa pun posisi melahirkan anda
9)      Mulut ditutup, kemudian mengejan ke daerah perut. Jangan angkat panggul. Kondisikan diri santai
10)  Hindari berteriak karena justru akan menghabiskan tenaga
11)  Berhenti mengejan saat penolong persalinan memerintahkan berhenti, yang disebut satu periode mengejan, lamanya antara beberapa detik sampai 1 menit. Jika satu periode mengejan ini efektif, bayi akan terdorong keluar cukup jauh
12)  Istirahat disela periode mengejan dengan bernapas cepat (panting), hembuskan napas pendek-pendek dari mulut. Dengarkan lagi instruksi penolong persalinan untuk periode mengejan berikutnya (biasanya saat kontraksi datang lagi). Lalu ulangi prosesnya dari awal. Proses mengejan sampai bayi lahir biasanya memakan waktu 30 menit
c. Kesalahan yang Sering dilakukan Ibu Saat Mengejan
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan ibu saat mengejan, antara lain :
1)      Berteriak
Mungkin karena ingin menyalurkan emosi dan rasa sakit, namun  hal ini tidak produktif. Selain membuang tenaga akan lebih bermanfaat jika disalurkan sepenuhnya untuk mengejan. Berteriak juga akan membuat tenggorokan kering, batuk, serak, membuat suasana jadi panic dan tegang. Jika sakit tak tertahankan saat kontraksi, lemaskan otot agar relaks, tarik napas panjang dan hembuskan  perlahan.
2)      Mata di tutup
Dapat mengakibatkan tekanan pada mata, sehingga pembuluh darah di selaput bola mata pecah. Akibatnya mata memerah, meski akan sembuh dalam beberapa hari. Maka buka mata saat meneran, arahkan pandangan ke arah perut.
3)      Mengangkat panggul
Dapat membuat robekan jalan lahir lebih lebar sehingga memerlukan lebih banyak jahitan.
4)      Bernapas serabutan
Tidak ada manfaatnya dalam proses mengejan. Tarik napas yang benar justru mengurangi rasa sakit dan menjadi sumber tenaga mengejan.
5)      Mengejan sebelum disarankan oleh penolong persalinan
Sehingga pola mengejan jadi tidak teratur, tenaga terbuang percuma, dan jalan lahir lahir membengkak karena saat mengejan terdapat cairan yang keluar dari jalan lahir.Akibat lebih jauh jika vagina mengalami pembengkakan adalah menyulitkan penjahitan.Jika sudah tak ingin lagi mengejan sementara pembukaan belum lengkap dan belum dianjurkan penolong, lakukan pernapasan pendek-pendek dan cepat.
6)      Menahan mengejan
Beberapa ibu menahan mengejan karena khawatir feses (kotoran) ikut keluar dari anus. Agar tidak terjadi kosongkan usus 24 jam sebelum persalinan (Momadmin, 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar