Jalankan Program 2jari dari pemerintah dan dapatkan kehidupan yang sejahtera https://youtu.be/jr-Ymey5UpE klik video dan jangan lupa Like Videonya yak, Thankyou
ayumutiasari
Rabu, 01 Juni 2016
Selasa, 17 Mei 2016
Leadership
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Ada banyak pengertian yang
dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi
tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan. Dalam bahasa Indonesia
"pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina,
panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja,
tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah pemimpin adalah orang yang
mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan suatu organisasi
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono,2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan
orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan kelompok.
Menurut Hikmat (2009: 249),
kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu.
Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya
secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah
didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya.
3
|
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk
mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46). Kepemimpinan adalah
suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan
dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs &
Jacques, 1990, 281).
Atas dasar itu dapatlah kiranya
disusun definisi kepemimpinan yang mudah dipahami, yaitu rangkaian kegiatan
penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi
tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen dalam bahasa inggris berarti
mengelola atau mengatur. Dalam Fattah (2006: 1), manajemen diartikan sebagai
ilmu, kiat, dan profesi. Manajemen sebagai ilmu merupakan bidang pengetahuan
yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja
sama. Manajemen sebagai kiat seperti pernyataan Follet merupakan hal yang dapat
mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan
tugas. Manajemen sebagai profesi menjelaskan adanya landasan keahlian khusus
untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesional dengan dituntun oleh
sebuah kode etik.
Manajemen merupakan suatu sistem
yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen
sebagai sistem memiliki fungsi-fungsi pokok yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
(controlling).
Manajemen dapat kita lihat di
beberapa sumber yang cukup terkenal. Yang pertama, pengertian manajemen menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah “penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran” atau “pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya
perusaahaan dan organisasi”.
Menurut Hikmat (2009: 11)Manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara
efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan orang yang memimpin organisasi disebut
manager.
Menurut Hasibuan manajmen adalah
Ilmu dan seni mengatur pemanfaatan SDM dan sumber lainya secara efektif dan
efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu Manajemen menurut Fayol
adalah kegiatan untuk Memprediksi, merencanakan, mengkordinasikan,dan
mengendalikan
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi
orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan
atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang
diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2.3. PERBEDAAN ANTARA KEPIMPINANAN
DAN MANAJEMEN
Kepemimpinan dan manajemen sering
kali disamakan pengertiannya oleh banyak orang. Pada hakikatnya kepemimpinan
mempunyai pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen.
Dalam arti yang luas kepemimpinan
dapat digunakan setiap orang dan tidak hanyaterbatas berlaku dalam suatu
organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik
perorangan maupun kelompok. Disini, menurut kami ,kepemimpinan tidak harus
dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi. Kepemimpinan tidak harus
diikat dalam suatu organisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi di
manasaja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi orang-orang
lain ke arah tercapainya tujuan tertentu.
Seorang ulama dapat diikuti orang
lain dan memiliki pengaruh yang besar terhadap orang-orang di daerahnya, tidak
harus terlebih dahulu diikat oleh aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan
organisasi yang sering dinamakan birokrasi. Konkretnya seorang kiai atau ulama,
dengan pengaruhnya yang besar, mampu mempengaruhi tingkah laku seorang Bupati
Daerah, di dalam memimpin daerahnya, sehingga tidak harus pegawai itu menjadi
pegawai di Kabupaten.
Dari contoh tersebut dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan tidak harus terjadi dalam suatu organisasi
tertentu. Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata krama birokrasi atau
dikaitkan dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.
Dari penjelasan di atas, maka dapat
saja terjadi seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan dia
mampu mempengaruhi perilaku orang-orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Tetapi seorang pemimpin belum tentu menyandang manajer untuk mempengaruhi
perilaku orang lain. Dengan kata lain, seorang leader atau pemimpin belum tentu
seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader
atau pemimpin.
PERBEDAAN KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN BERDASARKAN TUGAS
|
||
no
|
Kepemimpinan
|
Manajemen
|
1
|
Mengarahkan pada kemampuan individu
|
Mengarahkan pada sistem dan mekanisme
|
2
|
Merupakan kualitas
hubungan
|
Merupakan fungsi status kewenangan
|
3
|
Diarahkan untuk mencapai keinginan
|
Diarahkan untuk mencapai tujuan
|
4
|
Bersifat hubungan personal
|
Bersifat hubungan inpersonal
|
5
|
Menggantungkan diri pada sumber yang ada pada dirinya
|
Menggantungkan diri
pada daya dan dana yang ada
|
2.4. KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN
Manajemen adalah bagian integral
dari kepemimpinan. Sesungguhnya, dapatlah dikatakan bahwa manajemen tidak bisa
dipisahkan dari kepemimpinan, dan sebaliknya. Dalam kaitan ini, berbicara
tentang manajemen berarti berbicara tentang kepemimpinan, karena pada saat
pemimpin melaksanakan upaya memimpin, ia memanejemeni. Uraian kali ini akan
membahas pokok tentang hubungan kepemimpinan dengan manajemen, sebagai upaya
untuk menegaskan mekanisme integral dari kepemimpinan dan manajemen seperti
yang telah tekankan di atas. Dalam upaya memperjelas mekanisme keterhubungan
dimaksud, di sini kami akan diulas tujuh hal penting seputar hubungan manajemen
dan kepemimpinan, yaitu antara lain:
a. Tempat manajemen dalam kepemimpinan
b. Pemimpin dan manajemen
c. Manajer dan manajemen
d. Administrator dan manajemen dalam
kepemimpinan
e. Bawahan dan manajemen
f. Manajemen dalam organisasi
Manajemen dan upaya memimpin
1. Tempat Manajemen Dalam Kepemimpinan
Manajemen
seperti telah disinggung sebelumnya adalah fungsi umum kepemimpinan. Sebagai
fungsi umum, manajemen menjelaskan mengenai aspek substansial dan praksis
kepemimpinan, yang berhubungan dengan pelaksanaan kepemimpinan secara nyata
atau aktual. Dalam kaitan ini, manajemen dapat disebut sebagai seni
kepemimpinan. Sebagai seni kepemimpinan, ada tujuh aspek dalam manajemen yang
berhubungan langsung dengan kepemimpinan secara praksis, yaitu antara lain:
a.
Manajemen
adalah seni bekerja sama
b.
Manajemen
adalah seni pemenuhan kebutuhan
c.
Manajemen
adalah seni penggalangan
d.
Manajemen
adalah seni mempengaruhi
e.
Manajemen
adalah seni menyampaikan perintah atau komunikasi
f.
Manajemen
adalah seni membuat masa depan organisasi
g.
Manajemen
adalah seni mendayagunakan sumber-sumber
Menegaskan hubungan kepemimpinan dan
manajemen ini, dapatlah dikatakan bahwa kepemimpinan dalam kaitan ini
mewadahkan manajemen, dan manajemen adalah pembuktian bagi aktualisasi
pelaksanaan kepemimpinan, atau praksis kepemimpinan dari tujuh aspek seperti
yang telah disinggung di atas. Dengan ini dapatlah dikatakan bahwa manajemen
membutikan bahwa kepemimpinan sedang terlaksana, karena kepemimpinan hanya
berjalan dengan adanya pelaksanaan manajemen.
2. Pemimpin Dan Manajemen
Hubungan
pemimpin dan manajemen dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, Dari
perspektif posisi tugas, seorang pemimpin puncak (top leader) dapat disebut
sebagai manajer puncak, atau manajer eksekutif (executive manager). Penyebutan
seperti ini menjelaskan tentang peran pemimpin sebagai seorang manajer puncak,
yang tidak berarti bahwa pemimpin ada pada posisi manajerial. Kedua, Dari
perspektif hubungan pelaksanaan kepemimpinan, telah dikatakan bahwa pemimpin
tatkala melaksanakan upaya memimpin sesungguhnya ia sedang melaksanakan
tindakan memanejemeni. Dalam perspektif kepemimpinan ini tatkala pemimpin
memanajemeni, ia sedang melaksanakan “seni bekerja sama, seni pemenuhan
kebutuhan, seni merangkum, seni mempengaruhi, seni memerintah, seni membuat
peta keinginan masa depan organisasi, dan seni menggunakan sumber-sumber” yang
dibuktikan dengan melaksanakan upaya memimpin (actuating). Upaya memimpin ini
adalah bukti adanya kepemimpinan yang sedang telaksana.
3. Manajer Dan Manajemen
Manajer
dalam hubungan dengan menajemen menjelaskan tentang substansi tugas yang ada
padanya. Pada satu sisi, manajer ada pada posisi tugas pelaksana kepemimpinan
dengan membantu pemimpin memimpin pekerjaan yang bersifat departemenal. Di sini
manajer adalah kepala atau pemimpin suatu departemen atau unit kerja dalam
suatu organisasi. Pada sisi yang bersifat lebih substansial, manajemen adalah
tugas seorang manajer yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas kepemimpinan
pada aras manajerial. Tentu tatkala melaksanakan tugasnya, manajer memanejemeni,
tetapi perbedaannya, ialah bahwa ia memanejemeni tugasnya atas nama pemimpin
yang mendelegasikan tugas manajerial kepadanya.
4. Administrator Dan Manajemen Dalam
Kepemimpinan.
Administrator
yang telah dijelaskan sebagai pelaksana tugas-tugas khusus kepemimpinan adalah
ujung tombak dari tugas manajemen. Sebagai ujung tombak kepemimpinan,
administrator adalah pelaksana tugas kepemimpinan pada aras operasional. Dalam
hubungan penyebutan posisi tugas dan peran administrator, hal ini tergantung
pada besar kecilnya organisasi dimana kepemimpinan dijalankan. Apabila
organisasinya besar, administrator dapat disebut sebagai manajer lapangan, dan
sebaliknya bila organisasinya kecil, administrator dapat menjadi pelaksana
tugas langsung, baik sebagai sekretaris atau tugas lapangan yang lainnya.
5. Bawahan Dan Manajemen.
Bawahan
dan para bawahan adalah pelaksana tugas yang ditempatkan pada unit kerja yang
dipimpin oleh seorang administrator atau manajer tugas yang menyentuh pekerjaan
secara langsung di lapangan. Dalam hubungan dengan manajemen, para bawahan akan
selalu ditempatkan pada suatu unit tugas,yang menyetuh pekerjaan secara
langsung. Sifat pekerjaan langsung ini dapat berupa tugas dasar, tugas utama
mau pun tugas pendukung.
6. Manajemen Dalam Organisasi.
Dalam
hubungan dengan organisasi, manajemen adalah istilah yang sering identik atau
idiom dengan kepemimpinan. Misalnya tatkala orang menyebut manajemen sewaktu
menjelaskan kata “manajemen dari organisasi ini atau itu” sesungguhnya ia menunjuk
kepada kepemimpinan dari organisasi atau pun sistem kepemimpinan dalam suatu
organisasi.
7. Manajemen Dalam Upaya Memimpin.
Pemimpin
dalam menerapkan manajemen menyentuh upaya memimpin seperti yang telah
disinggung di atas. Dengan demikian, hubungan pemimpin dalam memanejemeni
kepemimpinan akan sangat terlihat dalam upaya memimpin yang menyentuh bidang
berikut:
a. Pemimpin memastikan bahwa ia
mengkoordinir kepemimpinan dengan menggerakkan unsur SDM dan mengelola semua
sumber menggerakkan semua kompenen untuk terlibat dalam kerja secara sinergis
dan simultan.
b. Pemimpin memastikan bahwa ia
mendasarkan semua upaya memimpin di atas suatu perencanaan strategis yang
lengkap.
c. Pemimpin harus memastikan adanya
pengorganisasian tugas dan penempatan SDM yang tepat bagi semua tugas yang
dibuktikan dengan adanya delegasi dan penugasan yang benar dan baik. Dalam
hubungan ini, pemimpin harus memastikan bahwa semua unsur pendukung tersedia
dan dapat digunakan dalam upaya memimpin. Pemimpin di sini juga harus memastikan
adanya komunikasi yang jelas dan lancar dalam seluruh sistem organisasinya.
d. Pemimpin harus memimpin dengan
menggerakkan semua komponen SDM terlibat dalam pelaksanaan yang bergerak kerja
secara sinergis dan simutan ke arah produktivitas optimal (pencapaian hasil
kerja optimal) dengan menggunakan strategi dan taktik yang andal.
e. Pemimpin harus memastikan
pelaksanaan kerja dengan melaksanakan supervisi atau pengawasan dan evalusi
untuk refinesasi kerja dalam kepemimpinan guna memperlancar upaya memimpin yang
ditanganinya secara bersinambung ke arah pencapaian tujuan organisasi.
2.5. FUNGSI – FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi – fungsi kepemimpinan bagi
seorang manajer adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat
perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku
penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut
antara lain :
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan
analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan.
b.
Perencanaan
berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan
atas fakta – fakta yang diketahui
c.
Perencanaan
berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan
dan tujuan atau target yang akan dicapai.
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang
pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa
yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan
jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat
berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang
merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi
baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi
hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan
kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin
tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini,
seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran,
kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak
buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari
loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi
pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan
pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat
segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali
berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Metode
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau
panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain
sebagainya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang
pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin
harus dapat memberi semangat dan mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja
dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya.
Pemberianhadiah, pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak
buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai
oleh pemimpinnya.
2.5. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Otokratis, pemimpin yang demikian
bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut
peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
Demokratis, pemimpin yang demokratis
menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan
kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar
setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan,
penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai
potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
Laissezfaire, pemimpin yang bertipe
demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan
sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya
dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil
inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para
bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan
pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
Berdasarkan dari pendapat tersebut
di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis,
dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai
macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan
melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki
tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari
bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya
atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang
pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang
profesional.
2.6. SYARAT-SYARAT PEMIMPIN YANG
BAIK
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang
tergolong sebagai pemirnpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang
berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya
mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja.
Pengambangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus
menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih
banyak ciri-ciri kepemimpinan. Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para
ahli mengenai syaratsyarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan umum yang luas.
b. Pemimpin yang baik adalah pemimpin
yang genoralist yang baik juga.
c. Kemampuan berkembang secara mental
d. Ingin tahu
e. Kemampuan analistis
f. Memiliki daya ingat yang kuat
g.
Mempunyai
kapasitas integratif
h.
Keterampilan
berkomunikasi
i.
Keterampilan
mendidik
j.
Personalitas
dan objektivitas
k. Mempunyai naluri untuk prioritas
l.
Sederhana
dan sebagainya
Langganan:
Postingan (Atom)